Rabu, 07 September 2011

Biarkan Saja

Jangan takut akan gempa, gempanya pasti kan ada
Jangan takut malam, esok kan ada pagi
Jangan takut akan sakit, kau kan tahu nikmatnya sehat
Jangan takut akan mati, jiwa akan selalu hidup


Jika nanti kan turun hujan, biarkanlah
Jika nanti waktu kan mengubah, biarkanlah
Jika saat belum tiba, biarkan sampai tiba
Jika tujuan belum terlihat, tetaplah berjalan

Apa guna menyembunyikan dusta, hanya menunda ketahuannya
Apa guna takut kan siksa, jika pasti, maka kan terjadi

Raihlah apa yang kau raih
Lepaskan yang bukan milikkmu

Jika kau dapat mengubahnya, ubahlah
Jika kau tak dapat berbuat apa-apa, diamlah, tenang saja

Datang dan pergi, seperti itu terjadinya
Ketakutanmu hanyalah tipuan
Tipuan tak mampu memanipulasi yang hakiki

Tak usah cemaskan apa yang belum
Tak usah sesalkan apa yang sudah

Nimatilah ini, kau di sini, saat ini

Biarkan air mengalir
Dan daun jatuh ke tanah
Yang sudah saatnya mati, lepaskanlah
Yang lahir, sambutlah dengan cinta

Apa yang sudah harus pergi, biarkan terganti
Apa yang tak terganti, biarkan saja

Penuhi hari dengan cinta
Lihatlah sekeliling dengan cinta

Jadilah kebahagiaan
Jadilah cinta

Bersama yang tak terganti
Bersama yang bukan datang dan pergi

Kau buka jendela, udara masuk
Kau biarkan terbuka, udara keluar
Apakah buruk?
Apakah baik?

Yang baik atau buruk, biarkanlah
Yang benar melampaui keduanya

Apakah sakit yang kau rasa?
Apa yang menyakitkan?
Hanya ketidaktahuan membuatnya begitu

Lepaskanlah apa yang kau selalu ingin bersama
Lepaskanlah kebencian apa yang selalu kau harap pergi

Penuhi semua dengan cinta
Jadilah yang tak bersyarat


Teddy Amry
Baca selengkapnya - Biarkan Saja

Minggu, 04 September 2011

Kepalaku Yang Penuh Dengan Debu


Salju tak membersihkan saat air tak ada
Angin membawa sampah masuk ke rumah pemuda
Sendiri menciptakan petaka
Di kegelapan senja melihat tali sebagai naga

Pikiran yang aku cipta sungguh bencana
Dengannya aku menutupi cahaya dengan maya
Keinginan yang aku cipta saat ingin berbeda
Dengan mereka ku mencungkil mata

Sungguh kotor saat aku buta
Berjalan melukai kaki di atas lantai yang penuh pecahan kaca
Saat Buddha menunjukkan arah
Kini terserah kemana aku melangkah


Teddy Amry
Baca selengkapnya - Kepalaku Yang Penuh Dengan Debu