Saat pasir kau genggam, saat nafas kau tahan
Jika mengotori tangan mengapa tak kau jatuhkan
Jika membuatmu sesak mengapa tak kau hembuskan
Sia-sialah menghentikan mentari
Bumi yang berputar dan mengelilingi
Sia-sialah berharap waktu kan menunggu
Kaulah yang harus melaju
Biarkan hujan membasahi, biarkan cahaya menerangi
Basah itu tak abadi, apa yang harus kau takuti?
Seperti yang hidup kan mati
Seperti yang hidup beregenerasi
Yang lama kan terganti
Yang baru kan mengisi
Sambut yang kau rasa saat ini
Sambutlah karena itu alami
Ketika waktu telah menghampiri
Jangan tahan, biarkan dia pergi
Seperti aliran udara yang kau hirup
Hembuskan nafasmu kemudian
Sang surya takkan redup
Kau kan nikmati rembulan
Kau haus? minumlah
Kau lapar? makanlah
Mereka tak selamanya di sana
Biarkan semuanya datang lalu tak tahu ke mana
Kita hanyalah seperti rumah dengan pintu dan saluran udara
Kita terima angin dan cahaya masuk
Apakah kita perlu semua? Ya
Apakah semua kan bersama selamanya? Tidak
Maka raihlah saat ini, lepaskan yang lalu
Maka nikmati hari ini, ikhlaskan yang lalu
Bahwa bensin diisi, ia hanya penggerak
Bahwa uang diisi, ia hanya penggerak
Mengapa takut jika harus terjadi?
Mengapa takut jika malam menghampiri?
Hari berakhir, esok mengganti
Seperti air bersikulasi
Semua terjadi alami
Kebersamaan yang memberi senyum
Tak selamanya ada bersama
Pertemuan adalah kebutuhan
Perpisahan adalah alami
Cinta, riang, dan sedih rasakanlah
Akui hingga kau seutuhnya mengalami
Cinta, riang, dan sedih lepaskanlah
Jangan kau tahan, karena itu semua alami
Semua rasa mengalir datang dan pergi
Semua rasa membuatmu hidup
Semua rasa kau perlu di sini
Semua rasa hembuskanlah setelah kau hirup
Tak ada yang menetap di sini
Lepaskan lepaskanlah genggaman emosi
Lepaskan biar tiada duka lagi
Kta adalah kesadaran dan bukan emosi
Semua harus berganti
Laksana embun yang menguap di kala siang
Seperti roda yang berputar agar tergerak pedati
Seperti itu rasa harus bersikulasi
Rasakan seutuhnya
Lepaskan seluruhnya
Amarahmu, dendammu hanya ilusi
Tipuan kebodohan diri
Cintamu, jangan merekat
Bahwa kau bukan sang emosi
Cemburumu, rasakanlah
Akui keberadaanya
Jika sudah, lepaskanlah
Maka kau kan lega
Kebahagianmu, rasakan seutuhnya
Kebahagianmu, lepaskan seluruh rasanya
Jika sedih menangislah
Rasakan seutuhnya
Jika sudah, lepaskanlah
Kau kan lega
Ketakutanmu, rasakanlah
Rasakan seutuhnya
Jika sudah, lepaskanlah
Maka tiada duka
Keinginanmu, rasakanlah
Rasakan seutuhnya
Rasakan agar kau hidup bermegah
Lepaskan rasa, namun wujudkanlah ia
Berserah bukan menyerah
Berserah bukan menyerah
Rasakan, lepaskan, dan bebaslah melangkah
Tiada duka setelahnya
Cinta, riang, dan sedih rasakanlah
Akui hingga kau seutuhnya mengalami
Cinta, riang, dan sedih lepaskanlah
Jangan kau tahan, karena itu semua alami
Semua rasa mengalir datang dan pergi
Semua rasa membuatmu hidup
Semua rasa kau perlu di sini
Semua rasa hembuskanlah setelah kau hirup
Tak ada yang menetap di sini
Lepaskan lepaskanlah genggaman emosi
Lepaskan biar tiada duka lagi
Kta adalah kesadaran dan bukan emosi
Semua harus berganti
Laksana embun yang menguap di kala siang
Seperti roda yang berputar agar tergerak pedati
Seperti itu rasa harus bersikulasi
Rasakan seutuhnya
Lepaskan seluruhnya
Amarahmu, dendammu hanya ilusi
Tipuan kebodohan diri
Cintamu, jangan merekat
Bahwa kau bukan sang emosi
Cemburumu, rasakanlah
Akui keberadaanya
Jika sudah, lepaskanlah
Maka kau kan lega
Kebahagianmu, rasakan seutuhnya
Kebahagianmu, lepaskan seluruh rasanya
Jika sedih menangislah
Rasakan seutuhnya
Jika sudah, lepaskanlah
Kau kan lega
Ketakutanmu, rasakanlah
Rasakan seutuhnya
Jika sudah, lepaskanlah
Maka tiada duka
Keinginanmu, rasakanlah
Rasakan seutuhnya
Rasakan agar kau hidup bermegah
Lepaskan rasa, namun wujudkanlah ia
Berserah bukan menyerah
Berserah bukan menyerah
Rasakan, lepaskan, dan bebaslah melangkah
Tiada duka setelahnya