Jumat, 21 Januari 2011

Malam di Jiwa Yang Tenang


Sapuan kuas yang mewarnai lukisan

Menyatakan pikiran dalam gambaran


Suhu yang biasa suasana terasa
Tiada teriakan tiada siksa


Malam seperti malam-malam sebelumnya
Keadaan berbeda karena jiwa
Jiwa yang tenang tiada berduka


Jika takut menghampiri, sambutlah
Dia kan pergi
Jika sedih menghampiri, sambutlah
Dia kan pergi
Jika rindu menghampiri, sambutlah
Dia kan pergi
Jika semua duka itu terasa, rasakanlah
Rasakan sejelasnya, mereka kan pergi


Mereka itu tiada, melainkan ilusi
Maka bukalah pintu untuk udara baru masuk
Mereka kan terganti


Jiwa yang tenang, damai, adakah suka di sana?
Jika suka hanya sementara, adakah yang lebih berharga?


Ketika kau bersihkan jelaga dari kepala
Tiada kata yang dapat melukiskannya
Ketika matamu bersih dari halusinasi
Tiada apa-apa di sana dan di sini


Mengapa menginginkan sesuatu yang telah ada di sini
Bukalah semua penutupnya
Kau akan melihat keindahan itu


Seperti tubuh terlindung hujan
Tak perlu mencari air di bungkusan
Keluarkan tangan, rasakan tetesan


Tiada mengharap tiada menolak
Hanya berpikir maka kau temui


Tiada terikat tipuan
Tiada melekat keinginan


Tiada mengharap tiada menolak
Hanya mengijinkannya, merasakan dan menyambutnya


Hanya membayangkan apa yang dipilih


Hanya memilih, hanya memutuskan
Tiada mengharap tiada menolak
Maka terimalah


Tiada beban, tiada kemelekatan
Tiada duka, tiada siksa


Tiada mengharap tiada menolak
Hanya berpikir dan memutuskan



Tiada beban, tiada kemelekatan
Tiada duka, tiada siksa

Tiada mengharap tiada menolak
Hanya berpikir dan memutuskan